Membuat Norigae dan kipas tradisional korea
Pada hari
Senin 18 November 2019, Korean Cultural Center Indonesia mengadakan acara yaitu
membuat kerajinan tangan Norigae dan kipas tradisional Korea, dan juga menonton
pertunjukan teater "The last Empress".
Jadi untuk
kegiatan atau acara Korea kali ini diadakan langsung ditempat pusat kebudayaan
Korea yang ada di Indonesia letaknya di Jakarta, masyarakat yang hadir dalam
kegiatan ini bisa merasakan bagaimana cara membuat Norigae dan juga kipas
tradisional Korea, Ngomong Ngomong apa itu Norigae ?
Norigae,
aksesori tradisional yang berasal dari Korea ini kian mencuri perhatian di
pasaran. Bentuknya yang unik dan cantik sangat menarik bila dipadankan dengan
busana tradisional Korea. Norigae biasanya digantungkan pada pakaian perempuan
seperti Jeogori Goreum atau Hanbok Chima.
Pemakaian
norigae sering terlihat dalam serial drama Korea dengan latar zaman kerajaan,
seperti Jewel in the Palace. Yeong-ae Lee, pemeran utama Seo Jang-Geum dalam
serial televisi The Great Jang Geum tersebut bersama dengan pemeran perempuan
lainnya mengenakan norigae sebagai pelengkap hanbok.
Norigae
terdiri dari 4 bagian, yaitu ddion (kait untuk menempelkan norigae ke pakaian
atau hanbok), paemul (ornamen utama norigae), maedeup (simpul), dan sul
(rumbai). Ornamen pada norigae biasanya mengadaptasi bentuk-bentuk yang ada
pada alam dan keseharian
Aksesori
yang bentuknya mirip rumbai kain aneka warna ini ternyata bukan hanya sebatas
ornamen biasa yang menghiasi pakaian. Norigae berfungsi juga sebagai good-luck
charm yang menjadi simbol keberuntungan, kekayaan, hingga kesuburan. Umumnya,
norigae diwariskan secara turun-temurun.
Dengan
banyaknya fans K-Pop dan K-Drama di Indonesia, Korean wave yang menerjang
anak-anak muda dan remaja ini bisa menjadi pasar potensial bisnis norigae.
Sebab, masih sangat sedikit yang menjual norigae untuk kebutuhan pelengkap
aksesori hanbok maupun koleksi fashion item yang autentik, terlebih dengan
kualitas premium.
Setelah
orang orang selesai membuat norigae dan kipas tradisional Korea, mereka
melanjutkan menonton pertunjukan teater "The last Empress", yang
dipersiapkan dari pihak kebudayaan Korea.
The last
empress menceritakan dalam monarki konstitusional hipotetis pada tahun 2018,
dan mengikuti kisah seorang aktris musikal yang menikahi kaisar dari Kekaisaran
Korea. Dia mencari cinta sejati dan kebahagiaan saat dia berjuang melalui
kehidupan istana, dan terjerat dalam pembunuhan nenek kaisar, yang menyebabkan
kematian keluarga kekaisaran.
Jadi seperti
itulah kegiatan korea yang meriah dan dilaksanakan di pusat kebudayaan Korea
yang ada di Indonesia, semua sangat senang dan bergembira bersam sama.
Komentar
Posting Komentar