Sejarah perang saudara yang terjadi antara Korea Selatan dan Korea Utara pada tahun 1950




Pada 25 Juni 1950, Korea Utara menginvasi Korea Selatan dan perang sesungguhnya pun dimulai. Korea Utara, yang didukung oleh Uni Soviet dan Tiongkok, datang melewati the 38th Parallel dan terlibat pertempuran dengan pasukan Korea Selatan. Sebagai tanggapan, Dewan Keamanan PBB memberikan bantuan kepada Korea Selatan dan segera mulai mengirimkan pasukannya. Secara keseluruhan, 21 negara berkontribusi terhadap pasukan PBB, tetapi dukungan utama datang dari Amerika Serikat, yang menyediakan sekitar 90% personel militer.



Pada awalnya, perang ini merupakan perang defensif bagi Amerika Serikat dan Sekutu untuk mengusir komunis keluar dari Korea Selatan, namun tentara Korea Utara didisiplinkan dengan baik, terlatih dan dilengkapi dengan persenjataan baik. Sedangkan kekuatan Korea Selatan sebaliknya, ketakutan, bingung dan cenderung ingin melarikan diri dari medan perang. Terlebih lagi saat itu adalah salah satu musim panas terparah dan tentara Amerika Serikat terpaksa untuk meminum air dari sawah yang sudah terkontaminasi dengan kotoran manusia sehingga muncul penyakit-penyakit yang menjangkit para tentara. Ini tentunya merupakan kerugian besar bagi Amerika Serikat dan pihak Sekutu.



Uni Soviet mendukung Korea Utara pada awal perang, memberinya senjata, tank dan saran strategis. Namun, Tiongkok muncul sebagai pengganti sekutu terpentingnya, mengirim tentara untuk bertempur di Korea sebagai cara untuk menjauhkan konflik dari perbatasan negaranya dan juga sebagai cara pemimpin Tiongkok saat itu, Mao Zedong, berterima kasih kepada Komunis Korea yang berjuang dalam perang saudara Tiongkok sebelumnya.



Secara teknis, Perang Korea tidak pernah berakhir. Namun, pertempuran berhenti ketika Korea Utara, Tiongkok dan Amerika Serikat mencapai gencatan senjata pada tahun 1953.

Pada Juli 1951, Utara dan Selatan memulai pembicaraan damai di Panmunjom, sebuah desa yang terletak hampir persis di the 38th Parallel. Selama dua tahun kedepan, negosiasi terhenti, pertempuran berlanjut di sepanjang garis depan baru di the 38th Parallel, kampanye pemboman terjadi, jet tempur terlibat dalam pertempuran udara-ke-udara untuk pertama kalinya dalam sejarah dan masih tidak ada pihak yang berhasil membuat persetujuan perdamaian.



Akhirnya setelah lebih dari dua tahun bernegosiasi, pihak Utara sepakat untuk menandatangani gencatan senjata pada tanggal 27 Juli 1953. Perjanjian itu memungkinkan para tahanan perang untuk tetap di tempat yang mereka sukai (antara Korea Utara dan Korea Selatan), menarik batas baru dekat the 38th Parallel yang memberikan Korea Selatan wilayah seluas lebih dari 1.500 mil persegi dan menciptakan "zona demiliterasi" seluas 2 mil yang masih ada hingga saat ini.

Korea Selatan tidak menyetujui gencatan senjata tersebut. Perjanjian ini hanya ditandatangani oleh pihak Amerika Serikat, perwakilan PBB, Korea Utara dan Tiongkok, karena pihak Korea Selatan percaya bahwa mereka harus terus memperbesar jumlah tentaranya untuk melakukan mars sepanjang jalan menuju Sungai Yalu dan mempersatukan negara Korea secara tuntas. Meskipun gencatan senjata sudah berlangsung lama, tidak ada perjanjian perdamian resmi yang pernah ditandatangani, sehingga perang secara teknis berlanjut sampai hari ini.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Get to know what Chuseok is a big holiday in Korea

Gerakan silhak pada dinasti joseon di korea selatan

Silhak movement in the Joseon Dynasty in South Korea