Budaya masyarakat korea selatan


Agama dan Keyakinan, Korea Selatan mendukung kebebasan beragama. Konfusianisme, Budha dan Kristen adalah agama formal utama. Banyak orang Korea percaya pada roh leluhur dan mengamati ritual. Konfusianisme adalah filsafat sosial dan politik yang melingkupi budaya Korea.


Perayaan Besar, Ada dua hari libur nasional utama di Korea, yaitu Hari Tahun Baru (bulan purnama kedua setelah titik balik matahari di musim dingin) dan Chuseok (bulan purnama kedelapan). Perayaan untuk festival ini dirayakan di sekitar leluhur, dan keluarga.



Keluarga, Keluarga merupakan bagian integral dari kebiasaan dan kehidupan di Korea Selatan. Pernikahan yang diatur adalah hal biasa. Pernikahan dianggap sebagai ritual peralihan. Perceraian jarang terjadi tetapi telah menjadi lebih umum dalam beberapa tahun terakhir. Silsilah leluhur ada di mana-mana. Secara tradisional, putra tertua mewarisiseluruh harta keluarga. Namun baru-baru ini diubah dan sekarang setara dengan perempuan. Anak laki-laki tertua memikul tanggung jawab ekstra untuk keluarganya dan dia akan merawat orang tuanya di usia tua mereka.



Kuliner, Masakan Korea didasarkan pada nasi, sayuran, dan daging. 'Kimchi' adalah hidangan nasional. Kimchi terbuat dari berbagai sayuran yang kemudian difermentasi dan dapat disimpan untuk waktu yang lama. Banchan adalah lauknya.  Banchan sering dibuat dalam jumlah besar dan disajikan bersama dengan hidangan utama. Selain untuk konsumsi sehari-hari, makanan juga digunakan dalam upacara, terutama di pesta pernikahan, ulang tahun, dan untuk menghormati leluhur.



Konsep sosial dan etika di korea selatan

Konsep Kibun, Kibun adalah kata tanpa terjemahan bahasa Inggris literal. Istilah yang paling dekat adalah kebanggaan, wajah, suasana hati, perasaan, atau keadaan pikiran. Jika kamu melukai kibun seseorang, maka kamu melukai harga diri mereka, menyebabkan mereka kehilangan martabat, dan malu. Hubungan interpersonal Korea beroperasi berdasarkan prinsip harmoni. Penting untuk menjaga suasana damai dan nyaman setiap saat, bahkan jika itu berarti "berbohong demi kebaikan".
Penting untuk mengetahui cara menilai keadaan kibun orang lain, dan bagaimana menjaga kibun kamu sendiri pada saat yang sama. Dalam bisnis, kibun seorang manajer akan rusak jika bawahannya tidak menunjukkan rasa hormat yang pantas. Kibun bawahan akan rusak jika manajernya mengkritiknya di depan umum. Nunchi adalah kemampuan untuk menentukan kibun orang lain dengan menggunakan mata. Karena ini adalah budaya di mana harmoni sosial sangat penting, mampu menilai keadaan pikiran orang lain sangat penting untuk mempertahankan kibun seseorang. Nunchi dicapai dengan melihat bahasa tubuh dan mendengarkan nada suara serta apa yang dikatakan.

Pemberian nama, Di Korea Selatan posisi nama adalah kebalikan dari budaya Barat. Nama keluarga sebagai nama depan dan nama asli sebagai nama belakang. Dianggap sangat tidak sopan untuk menyapa orang Korea langsung dengan namanya aslinya. Memanggil mereka harus memakai embel-embel seperti Tuan, Nyonya atau dengan menggunakan jabatan profesional mereka, dll.



The photo used in this article was taken from the site www.flickr.com this photo belongs to the Ministry of Culture, Sports and Tourism Korean Culture and Information Service. Photographer : Jeon Han







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Get to know what Chuseok is a big holiday in Korea

Gerakan silhak pada dinasti joseon di korea selatan

Silhak movement in the Joseon Dynasty in South Korea