Pendudukan dan pemerintahan kolonial jepang di korea sejak 1223


Berikut ini adalah masa penjajahan jepang di korea selatan pada tahun 1223. 
1.     Pengambilalihan Lahan oleh Jepang
2.     Monopoli Jepang atas jalur kereta api, industri, institusi keaungan dan Perdagangan
3.     Eksploitasi Produk Pertanian
4.     Pembatasan Pendidikan di korea
5.     Pengekangan Kebebasan warga korea
6.     Pelarangan penggunaan bahasa Korea dan nama Korea



Pengambilalihan Lahan oleh Jepang :

Sejak tahun 1223, Jepang mulai merebut hak milik pribadi dan bangsa Korea melalui invasi. Satu hal yang tidak dapat dikuasasi adalah lahan
Mulai tahun 1910, Jepang mulai menguasasi lahan-lahan di Korea.
Tiga Jenis lahan umum selama Kerajaan Joseon:
Yukto, untuk pos-pos penjagaan,
Tunto, untuk kepentingan militer
Kunto, untuk lahan istana, untuk keluarga raja dan pemerintahan
Selama kekuasaan kolonial Jepang, masalah lahan diatur melalui dua cara: dokumen pendaftaran lahan dan survei lahan baru.
Kantor gubernur jenderal Jepang mengalokasikan 20 juta yen untuk survei lahan pertanian,
Warga yang tidak mendaftarkan lahan mereka, akan kehilangan hak atas lahannya.
Korea adalah negara agraris, di mana penduduknya sangat bergantung pada industri pertanian.



Monopoli Jepang atas jalur kereta api, industri, institusi keuangan dan perdagangan :

Pihak Jepang dan beberapa negara Barat sering mengatakan bahwa pembangunan jalur kereta api di Korea oleh Jepang untuk kepentingan Korea.
Faktanya pembangunan transportasi KA untuk kepentingan mobilitas pasukan Jepang dan produk-produk Jepang.
Jepang tidak pernah memberikan kesempatan kpd rakyat Korea utk membangun sistem perkeretaapian selama periode kolonial.
Setelah tahun 1950, rakyat Korea dapat mewujudkan pembagunan superhigway, yang menghubungkan kota-kota besar di Korea.
Bagian selatan semenanjung Korea kaya akan hasil pertanian, sementara bagian utara memiliki kandungan minera yang melimpah, seperti besi, emas, tembaga, batu bara, perak dsb.
Jepang membangun pabrik-pabrik di sepanjang kota-kota tepi pantai timur laut, dengan bergantung pada tenaga kerja murah.
Menjelang 1940, daerah ini telah menjadi wilayah industri berat dan dihubungi dengan jalur kereta api.
Rakyat Korea atau orang asing lainnya tidak dilibatkan dalam industri tsb.



Eksploitasi Produk Pertanian oleh Jepang :

Perdagangan utama antara Jepang dan Korea adalah ekspor beras dan tenaga kerja murah dari Korea ke Jepang untuk kepentingan Jepang.
Jepang mengambil seluruh hasil panen selama periode 1940-1945.
Begitu juga hasil perikanan dan kehutanan mengalami hal yang sama, diambilaliholeh pihak Jepang.



Penindasan dalam bidang Pendidikan :

Dalam sejarah, rakyat Korea mempunyai keinginan besar untuk memperoleh pendidikan.
Selama periode Silla dan Goryeo abab ke-4 sudah dibangun universitas.
Ujian-ujian pegawai negeri sipil memastikan bahwa hanya orang-orang terdidik yang dapat menduduki posisi penting.
Munculnya sekolah-sekolah swasta pada masa itu sebagai alternatif rakyat Korea memperoleh pendidikan yg dikelola Jepang.
Berbeda dengan Jepang, para misionaris AS berperan penting dalam pengembangan pendidikan di Korea.
Para pendidik AS,mendidirikan sekolah-sekolah model Barat modern.
Sekolah-sekolah yang dibangun oleh misi Kristen Amerika, misalnya Paekje boy’s school, Ewha Girl’s School, Paewha dan Chungshin Girl’s School, dan Kyungshin Boy’s School, semuanya dibangun di Seoul.



Pengekangan Kebebasan di Korea :

Tidak ada kebebasan di Korea antara 1910 dan 1945.
Pemaksaan untuk datang ke kuil-kuil Jepang yang dibangun di Korea.
Minami Jiro, gubernur jenderal di Korea memaksa rakyat Korea menyebah dewa-dewa Shinto.
Dia juga menutup sekolah-sekolah dan memberangus surat kabar.
Represi yang yang berlebihan akhirnya membangkitkan perlawanan, gerakan 1 Maret 1919 (Sam-il tok-nip Undong).



Pelarangan bahasa Korea dan nama Korea :

Tahun 1937, Minami Jiro mengeluarkan perintah pelarangan penggunaan bahasa Korea di sekolah-sekolah.
Rakyat Korea dipaksa menggunakan bahasa Jepang dan siapapun yang melanggar dihukum mati.
Tahun 1942, Organisasi Ohakhoe dibubarkan.
Jepang membuat undang-undang tahun 1939 yang isinya mewajibkan orang Korea menggunakan nama Jepang.


Pemindahan Rakyat Korea dari Korea :

Jepang menggunakan banyak cara untuk memindahkan secara paksa rakyat Korea.
Jepang secara paksa mempekerjaan rakyat Korea, seperti di jalan-jalan dan ladang pertanian
kerja paksa di pertambangan, pabrik, dan pembangunan instalasi militer.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gerakan silhak pada dinasti joseon di korea selatan

Jjukkumi, one of South Korea's signature dishes that you must try

Kondisi Alam Hutan Papua: Keajaiban Alam yang Perlu Dilestarikan