Festival Lentera Teratai, Merayakan Kebudayaan Tradisional Buddha
Yeon
Deung Hoe (Festival Lentera Teratai) merupakan acara tahunan yang mewarnai
Korea dengan lentera cerah untuk merayakan kelahiran Buddha. Dimulai sebagai
festival keagamaan pada masa Dinasti Silla (57 SM - 935 M), festival
tradisional ini telah dinikmati oleh ribuan orang setiap tahun, tanpa memandang
latar belakang, kebangsaan, atau agama. Pada bulan Desember 2020, festival
tersebut masuk dalam daftar Warisan Budaya Takbenda Manusia UNESCO.
Slogan
dan tema tahun ini adalah "Nyalakan Lentera Harapan Kesembuhan", yang
memiliki makna membantu dunia pulih dari kesulitan yang disebabkan oleh
COVID-19. Untuk menghindari penyebaran COVID-19, banyak program populer seperti
parade lentera dan zona budaya tradisional diubah menjadi acara online.
Sekilas
tentang Festival Lentera Teratai, Tahun ini adalah perayaan pertama sejak
diakui oleh UNESCO, dan berlangsung selama pandemi COVID-19, jadi akan ada
banyak acara online untuk dinikmati di mana pun Anda berada. Highlight dari
Festival Lentera Teratai adalah parade lentera! Untuk merayakan gelar baru dari
UNESCO serta membantu meningkatkan semangat dalam mengatasi kesulitan COVID-19,
parade tahun ini akan berjalan dari markas festival lentera ke sekitar Kuil
Jogyesa dan akan diposting langsung di saluran YouTube resmi Festival Lentera
Teratai.
Untuk
memperingati kelahiran Buddha, pameran lentera tradisional akan berlangsung
selama 15 hari di berbagai bagian Seoul termasuk Taman Ujeong di dekat Kuil
Jogyesa, Kuil Bongeunsa dan Aliran Cheonggyecheon. Pameran ini memberikan
pengunjung kesempatan untuk mengagumi pesona kertas tradisional Korea yang
sederhana, hanji.
Zona
Budaya Tradisional Online memberikan pengunjung kesempatan untuk mempelajari
dan lebih memahami budaya Buddha. Berbagai macam program seperti membuat jihwa
(bunga kertas), mencoba makanan kuil, dan meditasi telah difilmkan sebelumnya
dan akan ditampilkan melalui saluran YouTube resmi.
Komentar
Posting Komentar